Risalahnews.com,-- Baru beberapa jam sejak diposting petisi yang berisi tuntutan Copot Kapolda Jabar di situs charge.org (13/1/2017 11.49 WIB) sudah melebihi angka 9.000 pendukung. Saat admin penulis berita ini pun angka terus meningkat drastis dalam beberapa menit.
(update : yang minta link petisi : klik DISINI!)
Irjen Anton Charliyan harus bertanggung jawab atas terjadinya kericuhan pasca pemeriksaan Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Shihab di Mapolda Jabar kemarin. Bahkan Kepala Polda Jawa Barat tersebut harus dicopot.
Tuntutan yang dimulai oleh akun Rakyat Bergerak tersebut disampaikan karena Irjen Anton ternyata menjadi Ketua Dewan Pembina LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Bahkan massa GMBI dari Indramayu dilepas keberangkatannya oleh Kapolsek Jatibarang menuju Mapolda Jabar.
Massa GMBI mendapat sorotan karena turut mengawal pemeriksaan Habib Rizieq. Massa GMBI ini yang ditengarai menyerang anggota FPI usai pemeriksaan Habib Rizieq sehingga sempat membuat kericuhan.
Dalam pernyataan di petisi tersebut dijelaskan bahwa pemeriksaan Habib Rizieq di Polda Jabar yang berjalan dengan lancar itu dikotori dengan aksi anarkis yang diduga dipicu oleh para preman yang kontra dengan Umat Islam.
Menurut petisi tersebut, massa penyerang laskar FPI tersebut menggunakan pakaian yang bertuliskan GMBI. Usut punya usut, ternyata GMBI ini merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang ketua dewan pembina hariannya adalah Irjen Pol Anton Charlian yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat.
"Kami menyayangkan terjadi penyerangan oleh LSM yang diketuai Kapolda Jabar tersebut kepada Laskar FPI. Di media sosialpun mencuat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Kapolda Jawa Barat adalah Ketua Dewan Pembina Harian LSM GMBI," tulisnya.
Selanjutnya, di petisi di tulis, Pantauan kami, ada salah satu anggota GMBI yang menyatakan bahwa sebelum tiba di Polda Jabar, masa anggota GMBI Indramayu dilepas keberangkatannya oleh Kapolsek Jatibarang. Cek akun facebook : Dejoey Alesandro
"Menurut kami ini tidak wajar. Jelas ini ada aroma untuk membenturkan rakyat dengan rakyat. Kami ingin agar Ketua Dewan Pembina Harian LSM GMBI yang juga merupakan Kapolda Jabar untuk bertanggung jawab atas perilaku anarkis yang dilakukan LSM nya," demikian penutup pernyataan petisi tersebut. ***