Koordinator API Jabar, Asep Syaripudin, mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan pernyataan sikap API Jabar. Salah satu poin disampaikan yakni mendesak Kapolri agar mencopot Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan.
"Mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar mencopot Kapolda Jabar lrjen Polisi Anton Charliyan dan mengangkat Kapolda baru yang profesional, pelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat Jawa Barat," ujarnya.
API menegaskan bahwa yang diminta adalah personalnya yaitu Anton Charliyan, bukan institusi kepolisiannya.
“Ini permasalahan personal, kami menilai Kapolda Jabar tidak profesional dengan pola kerja demikian justru dapat menimbulkan konflik horizontal di Jawa Barat,” ungkapnya.
“Bayangkan, benturan terjadi di depan Mapolda dan banyak polisi menyaksikan, tapi tidak mencegah sejak awal,” tandasnya.
"Jadi kami berharap kapolda diganti dengan jenderal yang punya kualifikasi untuk bisa dihadirkan. Bukan hanya dari sisi intelektual, tapi memahami kultur masyarakat Jabar. Jika tidak dicopot kami akan terus bergerak menyuarakan," katanya.
Ia pun meminta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) untuk proaktif dalam merespon serta ikut mencegah segala hal yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas di wilayah Jawa Barat.
API juga meminta Kodam III Siliwamgi membantu menjaga stabilitas di Jabar dengan berperan aktif membantu kepolisian dalam menjaga kamtibmas di Jawa Barat.
"Kami juga meminta DPRD Jabar agar mengevaluasi kamtibmas di Jabar. Jabar ini kan jadi pintu gerbang Jakarta. Kondusifitas di Jabar ini berimplikasi kepada stabilitas nasioanal," katanya.
API yang datang ke Gedung Sate mulai pukul 14.00 WIB kemudian diterima langsung Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Provinsi Jawa Barat, Yaya Sunarya. Mereka melakukan audiensi di salah satu ruangan di lingkungan Kompleks Gedung Sate.
Selesai melakukan audiensi di Gedung Sate, Umat Islam Jabar kemudian mendatangi Kantor DPRD Jabar untuk melakukan audiensi. Aparat kepolisian pun mengawal untuk menjaga situasi tetap kondusif.***
